Laut Kepulauan Faroe di utara Eropa berubah warna menjadi merah oleh darah ratusan paus yang dibunuh oleh penduduk setempat pada tanggal 22 November tiap tahun, sebagai bagian dari budaya berburu paus tahunan mereka. Setiap tahun penduduk pulau menangkap dan membantai ratusan paus pilot (Globicephala melaena) selama upacara berburu paus tradisional yang dikenal sebagai ‘Grindadrap’.
Seperti yang dikutip dari Alam Mengembang Jadi Guru, Ini adalah perburuan massal non-komersial – daging paus tidak dijual tetapi dibagi secara merata kepada anggota masyarakat setempat. Para pemburu menggiring paus ke arah Teluk dan kemudian melukai punggung mereka dan membiarkannya berdarah sampai mati perlahan-lahan, dan laut sekitarnya berubah menjadi merah darah.
Menjadi sebuah provinsi otonom di Denmark, di mana penangkapan ikan paus dilarang, hukum Kepulauan Faroe malah memungkinkan pembantaian massal paus pilot, paus berparuh dan lumba-lumba untuk melaksanakan tradisi tahunan. Penangkapan ikan paus di Kepulauan Faroe di Atlantik Utara telah dipraktekkan sejak sekitar masa pemukiman Norse pertama di pulau-pulau tersebut. Daging dan lemak dari paus pilot telah lama menjadi bagian dari makanan nasional kepulauan Faroe.
Meskipun mendapat kritik dari kelompok penyayang dan pembela hak-hak binatang dan Komisi Ikan Paus Internasional, kebiasaan berburu paus terus membunuh ribuan paus tahun demi tahun. Sekitar 950 paus pilot bersirip panjang dibunuh setiap tahunnya, terutama selama musim panas.
The American Cetacean Society mengatakan bahwa paus pilot tidak termasuk hewan yang dianggap terancam punah, tetapi telah terjadi penurunan nyata dalam jumlah mereka disekitar Kepulauan Faroe.
Samakah tradisi ini dengan upacara pemotongan hewan kurban dalam Islam? Tentu saja TIDAK! Bedanya adalah, hewan kurban adalah binatang ternak.
- Home
- Pengetahuan
- Pembantaian Paus yang Membuat Lautan Berwarna Merah Darah
Pembantaian Paus yang Membuat Lautan Berwarna Merah Darah
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Comments