Misteri Lingkaran-Lingkaran Peri

Lingkaran peri adalah jejak tandus misterius, biasanya ditemukan di padang rumput bagian barat selatan Afrika.

Seperti yang dikutip dari Alam Mengembang jadi Guru, Mereka paling produktif/banyak terjadi di Namibia, tetapi juga hadir di Angola dan Afrika Selatan. Lingkaran peri ini terdiri dari daerah bulat yang tak ada vegetasi;. Belum ada penjelasan tentang bagaimana mereka terbentuk, meskipun para ilmuwan telah menelitinya. Satu teori mengatakan rayaplah sebagai pencipta lingkaran ini, tetapi studi terbaru menyatakan bahwa tidak ada bukti rayap yang menyebabkan fenomena ini. Dalam mitos lisan dari orang Himba, jejak tandus ini dikatakan telah disebabkan oleh seekor naga yang hidup di bawah kerak bumi yang gelembung napasnya yang berapi naik ke permukaan, membakar vegetasi menjadi bentuk lingkaran yang hampir sempurna.



Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan Afrika Selatan menunjukkan bahwa lingkaran-lingkaran ini muncul dan lenyap secara berkesinambungan. Mereka muncul dengan diameter, mulai dari 2 sampai 12 meter, di mana jatuh tempo atau “mati”, ditandai dengan tumbuhnya rumput.
Lingkaran-lingkaran peri ini adalah salah satu fenomena alami paling misterius di Afrika dan masih tidak dapat dijelaskan meskipun penelitian telah dilakukan selama 25 tahun.



Lingkaran dapat ditemukan sekitar 100 mil ke pedalaman, di sebuah daerah yang membentang 1.500 km sebelah selatan dari Angola. Wilayah itu termasuk yang paling terpencil dan tidak ramah di planet ini, yang dapat menjelaskan mengapa sedikit penelitian ilmiah yang telah dilakukan terhadap lingkaran peri ini. Lingkaran-lingkaran peri ini tidak bergerak dan setelah 22 tahun mereka tetap di tempat yang sama.



Selama penelitian, banyak penjelasan yang mungkin mengapa lingkaran peri ini muncul, diantaranya ada yang menyebutkan bahwa adanya racun yang mungkin ditinggalkan oleh tanaman beracun lain yang menyebabkan kerusakan benih tanaman. Tetapi percobaan yang dilakukan sejauh ini telah gagal untuk menghasilkan bukti yang mendukung hipotesis ini.

Comments